Artikel Pondok Pesantren "Memelihara Silaturahim"


Memelihara Silaturahim
Oleh : Rahmatulloh
(Buletin Al Kalam Edisi VI)

Amat sangat beruntung bagi setiap muslim yang menjadikan setiap waktunya menjadi bagian dari ibadah. Sudah menjadi bagian dari keistimewaan seorang muslim ketika mengerjakan suatu hal yang dilakukan dengan diawali dengan niat yang baik serta memulai dan melaksakan serta mengakhiri dengan menyebut nama Allah maka setiap apa yang ia lakukan ketika memulai aktivitas ketika bangun dari tidur dan mengakhiri aktivitas ketika hendak tidur di malam hari bisa menjadi suatu kebaikan yang dapat bernilai pahala di sisi Allah SWT.

Namun sebaliknya, ketika seorang muslim tersebut melakukan aktifitas sejak ia bangun tidur hingga ia tertidur kembali akan tetapi dalam aktivitasnya tersebut tidak menjadikan suatu kebaikan serta niat yang bukan karena Allah, maka yang akan ia dapatkan hanyalah lelah dan letih dari apa yang ia lakukan dalam aktivitasnya sehari-hari. Jelaslah amat merugi bagi umat islam yang diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk menjadikan setiap aktivitasnya bagian dari ibadah namun ia melalaikan kesempatan tersebut. Tentu tidak sedikit orang yang dalam aktivitas sehari-hari ia bekerja siang dan malam dengan perasaan lelah dan letih menghabiskan waktunya namun yang ia dapatkan hanya perasaan lelah dan letih saja. Hal tersebut menjadikan apa yang ia dapatkan mengurangi keberkahan karena dalam melakukan aktivitasnya ia melakukan sebagai salah satu penggugur kewajiban. Tidak terkandung dalam aktivitasnya suatu niat yang semata-mata dilakukan untuk ibdah kepada Sang Pemberi Rizki. 

Salah satu kunci kebahagiaan dalam hidup bagi seorang muslim dapat dilihat dari keberkahan yang Allah berikan kepada seorang muslim tersebut. Apalah untungnya ketika kita memiliki banyak pangkat dan jabatan serta bergelimang harta namun tidak didapatkan keberkahan di dalamnya. Tentulah sebagai seorang muslim maka kita harus berusaha agar kita selalu diberikan keberkahan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ada banyak cara untuk mendapatkan keberkahan dalam kehidupan kita baik keberkahan dalam umur kita, keilmuan kita, harta kita serta apa-apa yang kita miliki ketika di dunia sebagai bagian dari bekal kita ketika menuju ke kampung halaman yang akan kita tinggali untuk selamanya kelak yakni kampung ahirat.

Salah satu cara agar keberkahan selalu mengiringi kita ketika di dunia di antaranya yaitu dengan cara menjalin silaturahim. Manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan hubungan antar manusia lainnya guna menunjang aktivitas kehidupan agar berjalan dengan baik. Hubungan inilah yang seharusnya dijaga dan dipelihara oleh umat manusia agar tidak terjadi kesenjangan sosial baik antar individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Dari hubungan sosial yang baik maka akan menimbulkan pola kehidupan yang baik pula. Maka salah satu cara agar hubungan sosial berjalan dengan baik dapat dicapai dengan adanya kemauan antar umat manusia untuk senantiasa melakukan silaturahim baik dengan sodara, rekan maupun orang-orang yang belum kita kenal.
Perintah Silaturahim
            Silaturahim bukanlah suatu hal yang baru di kalangan kita saat ini, jauh sebelum kita lahir di dunia perintah untuk menjalin silaturahim ini turun salah satunya melalui Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 1
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. ( QS. An-Nisa ; 1 )
            Dari ayat di atas tentulah merupakan sebuah perintah bagi kita yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman untuk senantiasa menjaga dan memelihara tali silaturahim yang tentunya dari dalam silaturahim tersebut mengandung banyak manfaat yang akan kita dapatkan dari menjalin dan memelihara tali silaturhaim. Perintah tersebut bukan hanya tertuang dalam Al-Qur’an, Rasulullah SAW bersabda :
عن أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ – رواه البخاري
Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah saw bersabda : “ barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya ( kebaikannya ) maka bersilaturahimlah”     
 ( HR. Al-Bukhari )
            Dari dua dalil di atas sangatlah jelas bukan hanya sebuah ajakan melainkan juga sebuah perintah di mana perintah tersebut diberikan bagi setiap umat islam yang senantiasa berusaha untuk menjalankan segala apa yang Allah perintahkan serta berusaha untuk selalu menghindari segala apa yang Allah SWT larang. Maka sepatutnya lah kita sebagai seorang muslim yang selalu mengharapkan keberkahan dan keridhoan Allah SWT  untuk berusahan menjalankan segala apa yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Selain itu juga, dari perintah untuk menjalin tali silaturahim ini bukan hanya sekedar perintah, namun di dalamnya pula terdapat imbalan bagi setiap muslim yang selalu memelihara tali silaturahim. Allah akan senantiasa menjaga dan mengawasi kita yang selalu berusaha untuk menjalankan perintah Allah yaitu menjaga tali silaturahim. Selain itu juga dalam sabda Nabi Muhammad SAW memberikan penjelasan kepada kita bagi mereka yang memelihar tali silaturahim maka akan diluaskan rizkinya serta dipanjangkan umurnya. Tentulah hal ini menjadi bagian dari sekian banyak keberkahan bagi mereka-mereka yang selalu berusaha untuk menjaga serta memelihara tali silaturahim.

Larangan dan Ancaman Memutus Tali Silaturahim
            Dari setiap perintah yang Allah berikan kepada umat islam tentulah sudah menjadi kewajiban untuk melaksanakan segala apa yang telah diperintahkan yang tentunya perintah tersbut bukan hanya sekedar pernitah melainkan kebutuhan bagi diri kita sendiri selaku umat islam. Tentunya bagi mereka yang selalu berusaha untuk bertakwa akan menjalankan apa yang telah diperintahkan baik secara perlahan maupun secara keseluruhan.  Namun dibalik perintah-perintah yang Allah dan Rasul berikan tentunya ada ancaman dan hukuman bagi mereka yang enggan melaksanakan apa yang telah diperintahkan.
            Di samping adanya perintah untuk menjalin tali silaturahim dengan begitu banyaknya keebrkahan yang akan didapatkan ketika kita menjalankan perintah tersebut. Namun sebaliknya adapula larangan dan ancaman bagi mereka yang memutus tali silaturahim. Rasulullah SAW bersabda :
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ صَاحِبُ خَمْسٍ مُدْمِنُ خَمْرٍ وَلَا مُؤْمِنٌ بِسِحْرٍ وَلَا قَاطِعُ رَحِمٍ وَلَا كَاهِنٌ وَلَا مَنَّانٌ  – راحمد
Dari Abi Sa’id Al-Khudri ra berkata, bersabda Rasulullah saw : “ Tidak akan masuk surga pemilik lima hal :  peminum miras, orang yang percaya sihir, pemutus silaturahmi, dukun, dan yang suka mengungkit-ungkit kebaikan.”  ( HR. Ahmad )
            Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rasul memberikan ancaman tidak akan masuk surga bagi mereka pemiliki lima hal, salah satunya bagi mereka pemutus silaturahim. Ancaman tersebut bukan semata-mata anacaman melainkan sebuah balasan bagi mereka yang tidak mentaati Allah dan menjalankan sunah Rasulullah. Selain itu juga hadit tersebut dipertegas dengan hadits yang lebih mengkhususkan kepada para pemutus silaturahim seperti hadits yang diriwayatkan oleh bukhari dan muslim berikut :
عن جُبَيْرَ بْنَ مُطْعِمٍ َخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ – ر البخاري و مسلم
Dari Jubair bin Muth’im ra, Ia mendengar Nabi saw bersabda : ” Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi “  ( HR. Al-Bukhari & Muslim )
Ancaman-ancaman tersebut bukan sekadar untuk menakut-nakuti bagi mereka yang enggan bersilaturahim. Mayoritas orang yang enggan menyambung dan memelihara tali silaturahim mereka berdalih bahwa tidak memiliki cukup waktu untuk bersilaturahim, entah mereka disibukkan dengan pekerjaannya, atau mereka yang malas untuk bertemu orang lain karena merasa dirinya tak begitu membutuhkan orang-orang lain karena merasa sudah memiliki segalanya. Terlebih kecanggihan tekonologi menjadikan kita lebih malas untuk melakukan silaturahim secara langsung.

Namun, kecanggihan tersebut jangan sampai menjadikan penghalang kita untuk melakukan kunjungan dan silaturahim secara langsung dengan sodara, sahabat dan rekan yang lainnya. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa menjaga persaudaraan kita dengan menjaga tali silaturahim antara saudara, rekan serta orang-orang di lingkungan kita.

Sehingga ketika kita membutuhkan bantuan saudara kita maka saudara dan teman sekitar akan rela membantu kita karena kelak benteng terakhir kita untuk kembali ketika kita beranjak tua kita akan membutuhkan bantuan dan pertolongan teman-teman disekitar kita. Maka semoga kita dalam lindungan Allah SWT untuk senantiasa menjaga tali silaturahim hingga kelak kita dikembalikan kepada Sang Pencipta dengan memiliki bekal hingga di  ahirat.










Comments